Pendiri utama Daulah Abbasiyah adalah Abu al-Abbas as-Saffah, yang secara resmi memproklamirkan berdirinya kekhalifahan ini pada tahun 750 Masehi setelah berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti Umayyah. Meskipun as-Saffah merupakan figur yang memimpin deklarasi resmi, proses pendirian Daulah Abbasiyah sebenarnya melibatkan kontribusi kolektif dari seluruh keluarga Bani Abbas yang telah mempersiapkan revolusi ini selama beberapa dekade.
Pengenalan Daulah Abbasiyah dan Latar Belakang Berdirinya
Sebelum membahas lebih dalam tentang siapakah pendiri daulah abbasiyah, penting untuk memahami konteks historis yang melatarbelakangi berdirinya kekhalifahan ini. Daulah Abbasiyah adalah kekhalifahan Islam ketiga yang berkuasa dari tahun 750 hingga 1258 Masehi, menggantikan Dinasti Umayyah yang telah memerintah selama hampir satu abad.
Kondisi Sosial-Politik Sebelum Berdirinya Abbasiyah
Pada masa akhir pemerintahan Umayyah, berbagai ketidakpuasan mulai bermunculan dari berbagai kalangan masyarakat. Beberapa faktor utama yang mendorong perubahan kekuasaan meliputi:
- Diskriminasi terhadap muslim non-Arab (mawali)
- Ketimpangan ekonomi dan sosial yang semakin melebar
- Korupsi dan penyimpangan dalam pemerintahan
- Penindasan terhadap keturunan Nabi Muhammad dari keluarga Bani Hasyim
Kondisi inilah yang menciptakan landasan yang subur bagi munculnya gerakan revolusioner yang akhirnya dipimpin oleh keluarga Bani Abbas.
Profil Abu al-Abbas as-Saffah: Pendiri Utama Kekhalifahan
Abu al-Abbas Abdullah bin Muhammad as-Saffah merupakan tokoh sentral dalam menjawab pertanyaan siapakah pendiri daulah abbasiyah. Lahir pada tahun 721 Masehi di Humaimah, Palestina, as-Saffah berasal dari keturunan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
As-Saffah tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat menghargai ilmu pengetahuan dan politik. Beberapa fakta penting tentang latar belakangnya:
- Memiliki silsilah yang jelas hingga Abbas bin Abdul Muthalib
- Mendapat pendidikan agama, politik, dan militer yang komprehensif
- Terbiasa dengan tradisi kepemimpinan sejak muda
- Memahami strategi pemerintahan dari pengamatan terhadap kekuasaan Umayyah
Pendiri Abbasiyah ini dikenal memiliki kecerdasan strategis yang luar biasa, yang terbukti dalam memimpin revolusi terhadap Dinasti Umayyah.
Peran dalam Revolusi Abbasiyah
As-Saffah tidak hanya menjadi simbol pemersatu dalam revolusi, tetapi juga terlibat aktif dalam perencanaan strategi. Kontribusinya meliputi:
- Memimpin gerakan bawah tanah melawan Umayyah sejak 745 M
- Mengkoordinasi berbagai kelompok oposisi
- Merancang strategi militer dan propaganda
- Menjadi juru bicara utama gerakan revolusi
Pada 28 November 749 M, as-Saffah secara resmi dibaiat sebagai khalifah pertama Abbasiyah di masjid Kufah, menandai dimulainya era baru dalam sejarah Islam.
Peran Keluarga Bani Abbas dalam Pendirian Kekhalifahan
Meskipun as-Saffah menjadi wajah utama pendirian Abbasiyah, keberhasilan revolusi ini tidak lepas dari kontribusi kolektif seluruh keluarga Bani Abbas. Pendiri daulah bani abbasiyah adalah sebuah tim yang solid dengan pembagian peran yang jelas.
Kontribusi Anggota Keluarga Penting
Beberapa anggota keluarga Bani Abbas yang berperan kunci dalam pendirian kekhalifahan:
- Ibrahim al-Imam: Saudara as-Saffah yang memimpin gerakan sebelum ditangkap dan dieksekusi Umayyah
- Abu Ja’far al-Mansur: Saudara yang kemudian menjadi khalifah kedua dan arsitek utama konsolidasi kekuasaan
- Abu Muslim al-Khurasani: Jenderal militer yang memimpin pasukan revolusi di front timur
- Qahtaba bin Shabib al-Ta’i: Komandan militer yang berjasa dalam pertempuran decisive
Kerjasama yang solid antara berbagai elemen inilah yang membuat sebutkan tokoh utama pendiri daulah abbasiyah harus mencakup lebih dari satu nama.
Strategi Keluarga dalam Merebut Kekuasaan
Keluarga Bani Abbas menerapkan strategi yang cerdas dan terencana dalam merebut kekuasaan:
- Membangun jaringan dukungan di berbagai wilayah
- Memanfaatkan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Umayyah
- Menggunakan propaganda efektif dengan slogan “al-rida min al Muhammad”
- Membangun aliansi dengan berbagai kelompok oposisi
Proses Transisi Kekuasaan dari Umayyah ke Abbasiyah
Transisi kekuasaan dari Dinasti Umayyah ke Abbasiyah bukanlah proses yang instan, melainkan hasil dari persiapan matang selama puluhan tahun. Proses ini memberikan konteks penting dalam memahami siapakah pendiri daulah abbasiyah secara lebih komprehensif.
Fase-Fase Penting dalam Revolusi
Revolusi Abbasiyah melewati beberapa fase kritis:
- Fase Persiapan (718-745 M): Pembentukan jaringan bawah tanah dan konsolidasi kekuatan
- Fase Terbuka (745-747 M): Dimulainya gerakan revolusi secara terbuka di Khurasan
- Fase Militer (747-750 M): Konfrontasi bersenjata dan pertempuran decisive
- Fase Konsolidasi (750-754 M): Penegakan kekuasaan dan eliminasi sisa-sisa Umayyah
Pertempuran Penentu dan Kemenangan
Beberapa pertempuran kunci yang menentukan keberhasilan revolusi:
- Pertempuran Zab (Januari 750 M) – kemenangan decisive atas pasukan Umayyah
- Pengepungan Wasit (750-751 M) – eliminasi basis terakhir loyalis Umayyah
- Pembantaian keluarga Umayyah – mengamankan kekuasaan dari ancaman balas dendam
Strategi militer yang brilian dari tokoh pendiri daulah abbasiyah menjadi faktor penentu dalam kesuksesan revolusi ini.
Warisan dan Kontribusi Pendiri Abbasiyah bagi Peradaban Islam
Pendirian Daulah Abbasiyah oleh as-Saffah dan keluarganya meninggalkan warisan yang sangat signifikan dalam sejarah peradaban Islam. Kontribusi mereka melampaui sekadar perubahan kekuasaan politik.
Transformasi Politik dan Administrasi
Abbasiyah memperkenalkan sistem pemerintahan yang lebih terstruktur:
- Pemindahan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad
- Pembentukan sistem wazir (perdana menteri)
- Pengembangan birokrasi yang profesional
- Integrasi berbagai etnis dalam pemerintahan
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Masa Abbasiyah dikenal sebagai golden age of Islam dengan berbagai pencapaian:
- Pendirian Baitul Hikmah sebagai pusat ilmu pengetahuan
- Kemajuan dalam bidang astronomi, matematika, kedokteran
- Pengembangan seni arsitektur dan kaligrafi
- Translasi besar-besaran karya Yunani kuno
Warisan intelektual ini menjadi bukti bahwa siapa pendiri daulah abbasiyah tidak hanya pandai dalam strategi politik, tetapi juga visioner dalam membangun peradaban.
Pengaruh terhadap Perkembangan Islam Modern
Kontribusi Abbasiyah masih terasa hingga sekarang melalui:
- Pengembangan mazhab fikih yang masih diikuti today
- Warisan arsitektur masjid dan Islamic art
- Tradisi keilmuan yang menjadi fondasi pendidikan Islam modern
- Sistem pemerintahan yang mempengaruhi konsep khilafah contemporary
Dengan demikian, memahami pendiri daulah abbasiyah adalah kunci untuk mengapresiasi kontribusi besar mereka dalam membentuk wajah peradaban Islam seperti yang kita kenal sekarang.
Sebagai penutup, jawaban atas pertanyaan siapakah pendiri daulah abbasiyah memang berpusat pada figur Abu al-Abbas as-Saffah, namun penting untuk diingat bahwa kesuksesan pendirian kekhalifahan ini adalah hasil kerja kolektif keluarga Bani Abbas yang visioner dan strategis. Warisan mereka terus menginspirasi dan mempengaruhi dunia Islam hingga hari ini, September 23, 2025.