Apa yang dimaksud riya adalah perbuatan menunjukkan amal ibadah atau kebaikan kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan pujian, penghormatan, atau pengakuan dari manusia, bukan karena Allah SWT. Riya termasuk dalam kategori syirik kecil karena menyekutukan Allah dengan makhluk dalam hal niat dan tujuan beribadah.
Pengertian Riya dalam Islam
Dalam kajian Islam, pengertian riya memiliki dua dimensi pemahaman yang saling melengkapi. Secara bahasa, kata “riya” berasal dari bahasa Arab yang berarti pamer atau menunjukkan. Sedangkan secara istilah, riya didefinisikan sebagai melakukan amal shaleh dengan niat agar dilihat dan dipuji oleh manusia.
Makna Riya Menurut Bahasa dan Istilah
Para ulama menjelaskan bahwa arti riya secara mendalam mencakup unsur penipuan terhadap diri sendiri dan orang lain. Ketika seseorang berbuat riya, sebenarnya dia sedang menipu dirinya dengan mengira bahwa amalnya diterima, padahal bisa jadi ditolak karena niat yang tidak ikhlas.
Perbedaan Riya dan Sum’ah
Perlu diketahui bahwa dalam kajian riya, terdapat perbedaan antara riya dan sum’ah. Riya berkaitan dengan amal yang terlihat oleh orang lain, sedangkan sum’ah adalah memperdengarkan amal kepada orang lain. Keduanya sama-sama berbahaya bagi keikhlasan dalam beribadah.
Ciri-ciri Perilaku Riya dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengenali tanda-tanda riya sangat penting untuk introspeksi diri. Berikut adalah beberapa ciri yang patut diwaspadai:
Perubahan Perilaku Saat Ada dan Tidak Ada Orang
Salah satu indikator kuat adanya riya adalah ketika kualitas ibadah berubah tergantung ada atau tidaknya orang yang melihat. Misalnya, shalat menjadi lebih khusyuk ketika diketahui orang, atau sedekah yang diberikan dengan cara mencolok.
Selalu Ingin Diketahui Kebaikannya
Orang yang terjangkit penyakit riya cenderung ingin agar setiap kebaikan yang dilakukannya diketahui oleh orang lain. Mereka mungkin secara halus memberitahu atau memberikan isyarat tentang amal yang telah dilakukan.
Kecewa ketika Tidak Dipuji
Perasaan kecewa atau sedih ketika kebaikan tidak mendapatkan apresiasi dari orang lain bisa menjadi tanda adanya unsur riya. Padahal, seharusnya pujian dari Allah sudah cukup bagi seorang mukmin.
Untuk memahami lebih dalam, Anda dapat melihat contoh riya dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari.
Bahaya dan Dampak Negatif Riya bagi Kehidupan Spiritual
Gugurnya Pahala Ibadah
Bahaya utama dari riya adalah gugurnya pahala ibadah. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah tidak menerima amal yang dicampuri dengan riya, sekecil apapun kadar riya tersebut. Ini menjawab pertanyaan apa itu riya dan mengapa sangat berbahaya.
Merusak Keikhlasan
Riya merupakan musuh utama keikhlasan. Ketika niat sudah tercampur dengan keinginan untuk dipuji manusia, maka keikhlasan untuk Allah menjadi berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
Pintu Masuk Syirik Kecil
Ulama mengategorikan riya sebagai syirik kecil karena menyekutukan Allah dalam hal niat. Meskipun tidak mengeluarkan seseorang dari Islam, syirik kecil tetap merupakan dosa besar yang harus dihindari.
Cara Mencegah dan Mengatasi Sifat Riya dalam Diri
Senantiasa Mengevaluasi Niat
Langkah pertama untuk mengatasi riya adalah dengan selalu mengecek dan membersihkan niat sebelum melakukan suatu amal. Tanyakan pada diri sendiri: “Apakah saya melakukan ini untuk Allah atau untuk manusia?”
Memperbanyak Ibadah Sirriyah
Ibadah sirriyah (rahasia) seperti shalat malam, sedekah sembunyi-sembunyi, dan puasa sunnah dapat membantu melatih keikhlasan dan mengurangi kecenderungan untuk riya.
Menyadari Kelemahan Diri
Dengan menyadari bahwa diri ini penuh kekurangan dan bahwa semua kemampuan berasal dari Allah, akan mengurangi keinginan untuk dipuji oleh manusia.
Memperbanyak Doa dan Dzikir
Doa dan dzikir merupakan senjata ampuh untuk melawan godaan riya. Mintalah selalu kepada Allah untuk diberikan keikhlasan dalam beramal.
Sebagai penutup, memahami apakah yang dimaksud dengan riya dan riya artinya secara komprehensif akan membantu kita untuk lebih waspada terhadap penyakit hati yang satu ini. Semoga Allah melindungi kita semua dari bahaya riya dan memberikan keikhlasan dalam setiap amal yang kita lakukan.